Popularitas uang kripto kini tengah melambung. Iming-iming cuan atau imbal hasil yang tinggi serta cepat membuat sebagian orang tergiur. Tak terkecuali para aparatur sipil negara (ASN) yang ikut-ikutan memborong uang kripto.
Sayangnya, alih-alih mendapat untung, sebagian mereka justru buntung. Dari data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mei lalu, banyak ASN terutama di daerah yang berinvestasi pada uang kripto. Di antaranya ada yang tergiur iming-iming keuntungan 300 persen per tahun. Namun, realitasnya justru tak sedikit yang tertipu karena menaruh modal di perusahaan investasi bodong.
Melihat fenomena tersebut, perencana keuangan tersertifikat, Mike Rini, mengatakan, ASN memang wajib berinvestasi. “Karena teman-teman ASN ini tidak selamanya bekerja. Pasti akan ada suatu saat di mana Anda tidak bisa lagi aktif bekerja, tapi tiap bulan harus membayar biaya hidup,” jelas Mike dalam sebuah wawancara dengan Humas KASN.
Lalu, bolehkah ASN berinvestasi pada uang kripto? Menjawab hal tersebut Mike mengatakan, prinsip utamanya adalah mengetahui tujuan dan kendaraan investasi yang akan digunakan. Investasi didefinisikan sebagai cara menciptakan masa depan dalam berbagai bentuk, apakah untuk keluarga, pendidikan, rumah, dan lain sebagainya.
“Kalau kita teledor, kita serampangan, kita ikut-ikutan doang, cuma percaya teman saja sudah pasti itu jalurnya, jalur kerugian. Karena kita nggak bisa kendalikan sama sekali. Kita nggak ada antisipasi kalau ada hal-hal yang tak terduga terjadi,” sebut Mike.
Uang kripto atau cryptocurrency sendiri menurut Mike merupakan salah satu jenis investasi yang paling tinggi risikonya. Oleh karena itu, para investor diharuskan untuk mengetahui plus minusnya. Dengan demikian, bakal diketahui strategi yang tepat untuk mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risikonya. Sebab selama ini, kebanyakan orang hanya berfokus pada keuntungan saja. Mereka lupa untuk membuat strategi mengurangi risiko, padahal keduanya selalu bebarengan.
Mike menjelaskan cryptocurrency adalah suatu jenis aset digital sehingga tidak ada bentuk realnya. Cryptocurrency hanya berupa supply dan demand (penawaran dan permintaan), jadi dibentuk oleh pasar-pasar.
“Nah, itu yang sangat sensitif sekali. Jadi memang perlu belajar dulu. Jadi jangan langsung cemplungkan uang Anda ke sana. Kalau uangnya pas-pasan saya sangat tidak sarankan main di crypto. Dia risikonya sangat tinggi dan lebih ke arah spekulasi. Spekulasi itu lebih mengarah ke kerugian daripada keuntungan,” Mike mengingatkan.
Belajar investasi menurut Mike akan membentuk pemahaman yang baik soal produk investasi yang dipilih. Dengan belajar, seseorang akan paham kapan produk tersebut dipakai, berapa lama harus ditahan, dan juga mekanisme pencairannya. Yang tak kalah penting, seseorang jadi tahu strategi yang harus dilakukan saat terjadi perubahan harga. “Itu kecerdasan investasi dan itu tidak bisa hanya sekadar tahu definisi. Tetapi dibangun memang karena rajin latihan,” tegas Mike. (mpw/nqa)
Tulisan ini merupakan konten dari Newsletter Meritokrasi KASN. Selengkapnya, Anda dapat mengakses newsletter pada tautan ini.