Ibu selalu terdiam ketika baju putih-ku terkoyak. Matanya selalu bening dan bercahaya,
“Kau pasti tak bisa tidur dengan baju yang lupa Menyimpan tubuh-mu dengan baik”
Diam-diam aku menyembunyikan wajah
Dan masa silam yang membuat-ku lalai untuk mengerti
Siapakah ibu yang sebenarnya. Mengapa ia selalu berbinar
Seperti matahari yang menciptakan jejak bayang-bayang
Dengan bijak, ibu mengambil air matanya perlahan
Dan mengusapkan ke kening-ku yang kecil ketika malam
Semakin larut dan musim masuk ke dalam ceruk kelam
Dan aku pun hanyut dalam nyenyak, melupakan rumah
Yang bocor dan dindingnya retak dengan pintu yang berderit, “Ibu aku ingin baju diri untuk ke sekolah esok hari.”
-Sebuah puisi dari Komisioner KASN, Mustari Irawan, untuk para Ibu, yang menjadi calon Ibu, dan yang masih mempunyai Ibu.