Sebanyak 21 CPNS Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) tahun anggaran 2019 mulai mengikuti Pelatihan Dasar (Latsar) gelombang pertama yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN), Senin (29/3/2021). Latsar tahun ini berlangsung dengan metode blended learning, yang berarti kombinasi dari pembelajaran distance learning (daring) dan klasikal (tatap muka).
Membuka Latsar, Kepala Pusbangkader ASN LAN, Hartoto, mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta Latsar yang hadir secara daring. Ia berharap para peserta dapat mulai memahami apa yang mereka akan lakukan dan perlu persiapkan dalam proses Latsar nantinya.
Pembekalan juga diberikan oleh Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi LAN, Basseng. Ia menyebut ada beberapa tahapan yang mesti dilalui para CPNS untuk bisa lulus Latsar.
Adapun penjelasan rinci mengenai tahapan Latsar tersebut dijabarkan oleh tim dari LAN lainnya, Mid Rahmalia. Secara garis besar peserta Latsar akan melalui tiga tahap. Pertama, peserta akan diminta untuk belajar mandiri melalui wadah Massive Open Online Course (MOOC). Peserta sudah mulai dapat mengakses beberapa materi terkait wawasan kebangsaan, bela negara, dan lain sebagainya. Kedua, peserta akan melakukan pembelajaran jarak jauh (distance learning), yang terbagi menjadi LMS e-learning dan pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja. Terakhir, peserta akan mengikuti pembelajaran klasikal selama enam hari di lembaga pelatihan.
Mid Rahmalia menekankan pentingnya kehadiran peserta pada jalannya Latsar karena menjadi salah satu aspek penilaian. Peserta dengan ketidakhadiran lebih dari enam sesi, 18 JP dan/atau dua hari secara kumulatif, dapat dinyatakan tidak lulus.
Di samping itu, rancangan aktualisasi dan pelaksanaannya juga diharapkan mulai dipersiapkan. Perlu diketahui, peserta dikatakan lulus Latsar jika memperoleh nilai minimal 70,01.
Dengan dimulainya Latsar kali ini, CPNS KASN mengaku telah mempersiapkannya dengan matang. Salah satu peserta, Arif Rizal Maulana (Analis Kebijakan Ahli Pertama KASN), menyebut selain mulai menggodok ide rancangan aktualisasi, ia juga menyiapkan diri secara fisik dan psikis.
Lulusan Universitas Indonesia itu berharap, Latsar yang diikuti dapat menjadi bekal yang baik untuk menjadi ASN ke depannya. “Dengan Latsar, diharapkan memiliki modal atau bekal untuk menjadi ASN yang seutuhnya, baik dari pengetahuan, kedisiplinan, dan keterampilan teknis. Dengan demikian, bisa memberikan yang terbaik kepada instansi dan masyarakat secara umum,” ujar Arif.
Hal senada juga diungkapkan oleh peserta Latsar lainnya, Dinda Rian Octafianni (Perancang Peraturan Perundang-undangan KASN). Menurutnya, rancangan aktualisasi menjadi bagian terpenting dalam mempersiapkan Latsar.
Lebih lanjut, Dinda membeberkan harapannya terkait Latsar yang dia ikuti. “Harapan dalam keikutsertaan pada Latsar ini untuk menambah pengetahuan saya terhadap lingkungan kerja dan memberi dampak positif untuk organisasi atau lembaga instansi di mana saya bekerja,” Dinda menyebutkan.
Sebagai catatan, pada Latsar gelombang pertama ini, juga diikuti oleh beberapa instansi lainnya, yakni Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Koperasi dan UKM, Arsip Nasional Republik Indonesia, dan LAN sendiri. (NQA/HumasKASN)