Dalam pertemuan itu, isu pengelolaan sumber daya aparatur negara dan pelayanan publik menjadi persoalan penting yang dibahas bersama antara KASN dan APSC. Komisioner APSC John Lloyd mengungkapkan, dalam membentuk manajemen aparatur negara dengan tujuan menjalankan pemerintahan/pelayanan publik yang efektif, maka dibutuhkan leadership (kepemimpinan), integrity (integritas), dan performance management (manajemen kinerja) yang baik dari para ASN. Terutama lagi, dimiliki oleh para pejabat pimpinan tinggi.
Hal senada juga diakui oleh Ketua KASN Sofian Effendi yang mengatakan, fokus utama pelayanan publik di Indonesia saat ini, untuk mempertahankan integritas, serta meningkatkan kepemimpinan dari tiap ASN yang ada.
“Kerjasama dengan KPK merupakan salah satu upaya dalam melindungi integritas ASN dari kejahatan-kejahatan yang berbau politik birokrasi belakangan ini,” tutur Sofian Effendi.
Begitu pula dalam meningkatkan kepemimpinan, menurut pendapat John Lloyd mengarah kepada tiga hal pokok, yakni kemampuan kerjasama, kompetensi pada bidangnya, dan keahlian digital.
“Adanya pelatihan, baik itu coaching maupun mentoring diperlukan sebagai penunjang agar kompetensi dari ASN dapat berkembang, khususnya pada posisi jabatan pimpinan tinggi,” jelas Komisioner APSC John Lloyd.
Selain itu, kedua negara bersepakat untuk mempersiapkan diri menuju revolusi digital ke depan. Hal ini, berkaitan dengan berkembangnya era digital economy yang mempengaruhi kemajuan pemerintahan. Oleh sebab itu, kebutuhan akan kualitas SDM pemerintahan yang profesional, berintegritas, dan berkinerja tinggi perlu menjadi prioritas yang utama.
Lebih jauh, Ketua KASN Sofian Effendi mengutarakan, pentingnya Indonesia mengadopsi kebijakan Australia dalam melakukan pengangkatan pejabat tinggi yang memiliki latar belakang pegawai swasta, baik skala nasional maupun internasional.
“Harapannya para pegawai yang memiliki pengalaman bekerja dalam organisasi non pemerintahan yang cenderung dinamis dalam bergerak memajukan organisasi dapat mentransfer pengalamannya pada sektor birokrasi dan pelayanan publik,” terang Sofian Effendi
Pertemuan berlanjut dengan diskusi mengenai kualitas sumber daya aparatur di kedua negara. Australia yang notabene merupakan negara dengan perekonomian maju memiliki kualitas ASN yang baik dengan pendidikan yang tinggi. Berbeda halnya dengan Indonesia yang secara kompetensi masih memiliki kualitas di bawahnya. Hal ini dibuktikan dengan kesimpulan yang diambil dalam talent matrix hasil assessment yang dipresentasikan oleh Ketua KASN Sofian Effendi, dimana sebanyak 48,64% potensi dari pejabat pimpinan tinggi pratama di Indonesia masih terbilang rendah.
Turut hadir pula Komisioner Bidang Monitoring dan Evaluasi Waluyo, Asisten Komisioner Bidang Promosi dan Advokasi Abdul Wakhid, Asisten Komisioner Bidang Pengkajian dan Pengembangan Septiana Dwiputrianti, Kepala Sekretariat M. Harry Mulya Zein, serta Kepala Bagian Hukum dan Humas Rahmat Siregar.