Ia memberikan contoh kasus yang terjadi pada kecelakaan pesawat terbang komersil yang menyebabkan hingga 189 orang meninggal, bahwa hal tersebut bukan hanya karena adanya kerusakan pada sistem komputer pesawat yang masih baru saja. Lebih dari itu, Sofian mengungkapkan jika latar belakang peristiwanya masih ada keterkaitan dengan penerapan sistem merit di dalam manajemen organisasi.
“Jika kita ingin negara ini dipimpin oleh para pejabat yang memiliki kompetensi dalam bidangnya, kemudian memegang teguh nilai dasar, kode etik, dan kode perilaku yang berlaku dalam UU Nomor 5, maka kita dapat terhindar dari kerugian-kerugian yang tidak perlu seperti pada kecelakaan pesawat yang dimana seharusnya tidak diizinkan terbang semenjak sehari sebelumnya telah terjadi masalah”, ujar Sofian.
Pada kesempatan lain, Komisioner KASN Nuraida Mokhsen menyampaikan hasil kajian dari penerapan sistem merit manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tersebar di instansi pemerintahan seluruh Indonesia. Indikator penilaian mandiri pada kriteria/sub kriteria yang dinilai didasarkan pada 4 kategori dari Permenpan yang terdiri dari Kategori I (merah/100-174), Kategori II (kuning/175-249), Kategori III (hijau/250-324), Kategori IV (biru/325-400). Data tersebut menunjukkan bahwa, Pulau Jawa masih menjadi daerah dengan kualitas sistem merit terbaik dengan penilaian pada tingkat Kategori III. Sementara sayang bagi daerah Indonesia bagian timur, dimana kualitas penerapan sistem merit yang dianggap masih rendah karena berada pada tingkat Kategori I.
“Saat ini kita harus menolong instansi pada daerah yang masih merah-merah itu. Dalam Permenpan sendiri perlu untuk dibimbing secara intensif, sehingga dalam lima tahun mendatang menjadi kuning atau hijau. Dan juga pada (Pulau) Jawa, itu harus ditingkatkan menjadi biru lah dalam dua sampai tiga tahun kedepan”, Nuraida menambahkan.
Sementara itu, dalam kegiatan seminar nasional ini turut dihadiri pula oleh sejumlah pembicara yang membahas terkait dengan sistem merit dan manajemen ASN, seperti Sri Hadiati Wara Kustriani (Sekretaris Utama LAN), Velix Vernando Wanggai (Direktur Aparatur Negara Bappenas), Herman Suryatman (Sekretaris Deputi Bidang SDM Aparatur Kementrian PAN dan RB), Purwanto (Kepala Pusat Penilaian Kompetensi ASN BKN), serta Enda Duma Layuk Allo (Dosen Universitas Pelita Harapan).